Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
PAKEM yaitu kenyataan bahwa
pembelajaran konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para siswa sehingga
berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik. PAKEM adalah
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Pada
pembelajaran PAKEM intinya guru disini harus kretif menciptakan proses belajar
mengajar yang kreatif, efektif dan menyenangkan. PAKEM merupakan sebuah model
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam
untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar
sambil bekerja, sementara guru menggunakan bebagai sumber dab alat bantu
belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan dan efektif. Berikut akan diuraikan arti dari PAKEM :
1.
Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar
mengajar yang melibatkan siswa, guru, dan komponen-komponen pembelajaran
seperti tujuan, isi pelajaran, metode, media evaluasi,dan lingkungan.
2.
Aktif mengandung arti bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus aktif menciptakan suasana yang memungkinkan siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat, karena
belajar pada hakikatnya adalah proses aktif siswa dalam membangun
pengetahuannya.adapun ciri- ciri siswa akif yaitu : melakuakn pengamatan,
menyelidiki, melakuakn percobaan, mengidentifikasi, menganalisa, bertanya
berdiskusi, enjawab pertanyaan mengeluarkan penadapat
3.
Kreatif mengandung arti bahwa guru harus kreatif dalam
menciptakan kegiatan belajar yang beragam, menggunakan berbagai alat bantu dan
berbagai cara dalam membangkitkan semangat siswa, mampu menyajiakan materi
sacara sistematis dan menantang sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa. Dan juga menghasilkan siswa yang kreatif ,yang mampu menghasilkan
sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
4.
Efektif mengandung arti bahwa guru harus seefektif
mungkin mengatur proses pembelajaran, penggunaan waktu yang efisien,
pengguanaan media/ alat peraga yang efektif dan penggunaan metode yang tepat,
dan mengatur kelas dengan baik sehingga tujuan yang ingin dicapai dari proses
pembelajaran akan tercapai.
5.
Menyenangkan mengandung arti bahwa guru harus
menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa dan guru itu
sendiri. Sikap guru yang menyenangkan yaitu : bersikap, ceria, ramah dan
humoris, memperlakuakn anak secara adil dan kasih saying, suka member pujian
dan penghargaan, suka tersenyum, dan berpenampilan simpatis, Adapun sikap yang
harus dikembangkan supaya aiawa merasa menyenagkan dalam belajar yaitu :
belajar sambil bermain, jangan membuat siswa merasa tertekan, belajar diluar
kelas, belajr samsil bernyanyi dan guru harus akrab dengan siswa.
Dengan suasana belajar yang menyenangkan siswa akan lebih memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dengan suasana belajar yang menyenangkan siswa akan lebih memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Rumusan
Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan pembelajaran PAKEM?
2) Apa saja prinsip – prinsip dalam pembelajaran PAKEM?
3) Apa saja hal – hal yang hrus diperhatikan dam pelaksanaan pembelajaran
PAKEM?
4) Bagaimana prosedur pembelajaran PAKEM?
5) Bagaimana memilih pendekatan yang tepat dalam pembelajaran PAKEM?
C. Tujuan
Penulisan
1)
Mengetahui
dan memahami pembelajaran PAKEM.
2)
Mengetahui
dan memahami prinsip – prinsip pembeajaran PAKEM
3)
Mengetahui
prosedur pembelajaran PAKEM
4)
Mengetahui
dan memahami prosedur pembelajaran PAKEM.
5)
Mengetahui
dan memahami pendekatan yang tepat dalam pembelajaran PAKEM.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pembelajaran PAKEM
1.
Pembelajaran
Aktif
Pembelajaran aktif merupakan
gabungan dari pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan Pendekatan
Keterampilan Proses (PKP), yang sangat mengutamakan tingkat keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif merupakan
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses
berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam
proses pembelajaran di kelas, sehingga para siswa mendapatkan pengalaman yang
dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Pembelajaran aktif memungkinkan
siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi , seperti menganalisis
dan melakukkan penilaian terhadap peristiwa belajar, dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari – hari .
Pembelajaran aktif memiliki kesamaan
dengan model pembelajaran self discovery learning, yakni
pembelajaran yang dilakukan siswa untuk menemukan kesimpulan sendiri sehingga
dapat dijadikan sebagai nilai baru yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam pembelajaran aktif, Guru lebih
memposisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan
belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. Siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan
bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.
Hal yang paling utama yang menjadi
pemicu keaktifan siswa di dalam kelas adalah munculnya rasa ingin tahu,
ketertarikan dan minat siswa terhadap hal yang sedang dipelajari. Untuk
itu, Guru harus mampu menciptakan suasana sedemikian rupa untuk memicu rasa
kepenasaran siswa, sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan
mengemukakan gagasan. Keaktifan siswa tidak hanya berupa keterlibatan fisik
belaka, tetapi hal yang lebih utama adalah keterlibatan mental/intelektual,
khususnya keterlibatan intelektual-emosional.
2. Pembelajaran
Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan
pembelajaran yang mengharuskan guru untuk memotivasi dan memunculkan
kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, yaitu dengan menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi, misalnya kerja kelompok (cooperative
learning), bermain peran (role playing) dan pemecahan masalah (probelm
solving). Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas
siswa, baik mengembangkan kecakapan berpikir maupun melakukan tindakan.
Pembelajaran kreatif lebih
menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi
dan daya cipta (mengarang, membuat kerajinan tangan, mempraktekan kesenian dll)
maupun pengembangan berpikir kreatif.
Berpikir kreatif harus dimulai
dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya
tidak ada atau memperbaiki sesuatu. Berpikir kreatif harus dikembangkan dalam
proses pembelajaran, agar siswa terbiasa untuk mengembangkan kreatifitasnya.
Pengembangan kemampuan berpikir kreatif harus seimbang dengan berpikir rasional
logis. Pembelajaran di SD – MI pada umumnya telah banyak mengupayakan
pengembangan kemampuan berpikir rasional logis, contohnya melalui pembelajaran
matematika (latihan mengerjakan soal matematika dengan jawaban tunggal).
Siswa dikatakan kreatif apabila
mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh
dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk hasil karya baru.
3. Pembelajaran
Efektif
Pembelajaran efektif adalah
pembelajaran yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif. karena mereka
merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Peserta didik
harus didorong untuk menafsirkan yang diberikan oleh guru sampai
informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam pelaksanannya , hal
ini memerlukan proes pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan dalam rangka
pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar.
Pembelajaran dikatakan efektif
apabila mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi siswa,
serta telah mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang diinginkan dalam
pembelajaran itu mencakup pada penguasaan IPTEKS sebagai bahan ajar,
pembentukan keterampilan/ kemampuan belajar yang lebih efektif dan efisien
(belajar mengenai bagaimana cara belajar), bahkan pembentukan kemampuan
meta-kognisi (kemampuan pengendalian proses kognitif itu sendiri). Efektifitas
pembelajaran akan terlihat pada perubahan perilaku (kognitif, afektif,
psikomotorik) yang relative tetap seperti yang telah dituliskan sebagai tujuan
pembelajaran/indikator/kompetensi dalam kurikulum SD/MI.
Pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang mendidik secara serentak yang dapat memenuhi dua sisi penting
dari tujuan pendidikan di sekolah, yakni (1) memiliki/ menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni( IPTEKS ). Dan (2) membangun diri pribadi
sebagai pemanggung eksistensi manusia. Dengan demikian pembelajaran yang
efektif adalah pembelajaran yang mendidik secara serentak mengembangkan jati
diri (kepribadian) siswanya, serta membantu siswanya untuk memiliki IPTEKS.
(Masitoh dan Laksmi dewi : 2009)
Untuk mencapai pembelajaran yang
efektif yaitu dengan cara melibatkan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran. Pembelajaran efektif perlu ditunjang oleh suasana yang
kondusif dan lingkungan belajar yang memadai. Oleh karena itu guru harus mampu
mengelola tempat belajar dengan baik, mengelola peserta didik, mengelola
kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola
sumber-sumber belajar.
4. Pembelajaran
Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull
instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya memuat
kohesi yang kuat antara pendidik dengan peserta didik, tanpa ada rasa terpaksa
atau tertekan (not under pressure). Dengan kata lain pembelajaran
menyenangkan adalah adanya pola yang baik antara guru dengan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Guru posisinya sebagai mitra belajar peserta didik,
bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari peserta
didiknya.
pembelajaran yang menyenangkan
merupakan pembelajaran yang di desain sedemikian rupa sehingga memberikan
suasana penuh keceriaan, menyenangkan, dan yang paling utama, tidak membosankan
kepada peserta didik. Suasana seperti ini akan membuat peserta didik lebih
fokus pada kegiatan pembelajaran di kelasnya dan perhatian peserta didik lebih
tinggi sehingga meningkatkan hasil belajarnya. Pembelajaran yang menyenangkan
harus di dukung oleh keamanan lingkungan, relevansi bahan ajar, serta jaminan
bahwa belajar secara emosional akan memberikan dampak positif.
Pembelajaran akan menyebnangkan
manakala secara sadar pikiran otak kiri dan kanan, menantang peserta didik
untuk berekspresi dan berpikir jauh ke depan, serta meng konsolidasikan bahan
yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalm periode-periode yang lebih
santai. Kesenangan belajar bukan hanya karena lingkungan belajar yang
menggairahkan,tetapi juga karena terpenuhinya hasrat ingin tahu (need
achievement) peserta didik. Pembelajaran yang menyenangkan memerlukan
dukungan pengelolaan kelas serta penggunaan media pembelajaran, alat bantu dan
sumber belajar yang tepat. Pembelajaran yang menyenangkan juga dapat tercipta
karena proses pembelajaran disesuaikan dengan karkteristik siswa,( seperti:
kongkret, holistik, manipulatif dll), dengan menerapakan pendekatan CBSA dan
pendekatan keterampilan proses. (Masitoh dan Laksmi dewi : 2009).
Untuk mewujudkan pembelajaran yang
menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran, dengan baik, memilih
materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat
melibatkan peserta didik secara optimal. Salah satu upaya untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan permainan edukatif
(belajar sambil bermain) karena dengan metode ini, terdapat keselarasan damn
keseimbangan antara aspek menyenangkan dan aspek pencapaian tujuan
pembelajaran.
B. PRINSIP-
PRINSIP PEMBELAJARAN PAKEM
Ada beberapa prinsip yang melandasi pembelajaran
PAKEM, antara lain :
1) Mengalami: Peserta
didik terlibat aktif baik fisik, mental maupun emosional. Melalui pengalaman
langsung pembelajaran akan lebih bermakna, bagi siswa daripada hanya
mendengarkan.
2) Komunikasi: Kegiatan
pembelajaran memungkinkan terjadinya komonikasi antara guru dan peserta didik.
Proses komunikasi yang baik adalah proses komunikasi dimana antara unsur
komunikator dan komunikan terdapat satu arah yang sama.
3) Interaksi: kegiatan
pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi multi arah. Interaksi multi arah
yang diharapkan terjadi adalah interaksi transaksional, dimana proses
komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa,
bahkan siswa dengan lingkungan sekitar memiliki kesiapan yang cukup baik.
4) Refleksi: kegiatan
pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah
dilakukan. Proses refleksi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
ketercapaian proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini dilakukan bersama
antara guru dan siswa. ( Masitoh dan Laksmi Dewi : 2009).
C. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN PAKEM
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan guru dalam melaksanakan pembelajaran PAKEM, antara lain :
1) Memahami
sifat yang dimiliki anak.
Ada dua sifat yang pasti dimiliki oleh setiap anak
dimanapun, yaitu kesukaan berimajinasi dan rasa ingin tahu yang besar. Guru
sebagai pembimbing siswa, harus tau karakteristik kedua sifat dasr itu sebagai
modal untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka. Guru
bisa melakukan berbagai cara yang (tentunya) dapat membuat siswa senang/merasa
dihargai, seperti memuji hasil karyanya, mengajukan pertanyaan yang menanatang,
atau mendorong siswa untuk melakukan percobaan.
2) Mengenal
anak secara perorangan.
Setiap siswa tentunya memiliki karakteristik yang
berbeda. Tak terkecuali dalam hal pembelajaran. Ada siswa yang memiliki
kemaampuaan yang tinggi dalaam materi pelajaran, ada siswa juga yang agak
lambat dalam menyerap materi pelajaran. Dengan mengemnal kekurangan dan
kelebihan dari tiap siswa didiknya, guru bisa merumuskan perlakuan khusus yang
harus diberikan kepda setiap siswa. Siswa yang memiliki kemampuan lebih, bisa
dimanfaatkan untuk membantu siswa yang lain yang memiliki kemampuan kurang
dalam belajar.
3) Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.
Sebagai makhluk sosial, anak sejak
kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain, perilaku
ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan (berkelompok).
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka
duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
4) Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemaampuan memecahkan masalah.
Untuk menghadap hidup setiap orang
harus memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan memikirkan alternatif-alternatif
pemecahan masalah. Hal ini perlu di pupuk semenjak dini, sebagai bekal bagi
peserta didik. Guru bisa memanfaatkan dua sifat dasar anak (kemampuan
berimajinasi dan rasa ingin tahu yang besar). Untuk memancing siswa agar
mengeluarkan daya nalarnya, guru bisa melontarkan pertanyaan dengan jawaban
terbuka, misalnya :”Apa yang terjadi saat gerhana matahari?” atau “ apa yang
terjadi bila tanaman tidak mendapat sinar matahari?”. Pertanyaan-pertanyaan
terbuka semacam ini, akan memicu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif demi
menemukan pemecahan masalah.
5) Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
Ruang kelas sebagai lingkunngan
utama tempat berlangsungnya pembelajaran, merupakan salah satu aspek yang harus
mendapat perhatian lebih dalam pembelajaran PAKEM. Kelas harus ditata
sedemikian rupa agar nyaman dan membuat betah peserta didik. Salah satu hal
yang bisa dilakukan adalah memajang hasil karya siswa. Hal ini dapat memberikan
motivasi kepada siswa, juga memberikan inspirasi agar berprestasi lebih baik
lagi. Selain hasil karya siswa, dinding kelas juga bisa ditempeli oleh beragam
media pembelajaran, sperti poster, peta, diagram, alat peraga ,dll. Benda –
benda tersebut dapat dijadikan rujukan saat kegiatan pembelajaran.
6) Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.
Salah satu sumber belajar yangsangat
kaya bagi kegiatan pembelajaran peserta didik adalah lingkungan, baik itu
lingkungan fisik, lingkungan sosial, maupun budaya. Penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar seringkali membuat anak merasa senang, sehingga materi
pelajaran dari lingkungan tersebut,dapat disampaikan dengan efektif. Contohnya,
mengamati pertumbuhan tanaman di perkebunan, melihat cara pengolahan
tanaman di pertaniean. Tapi demi efektifitas waktu dan biaya, tak selamanya
siswa diajak ke lingkungan tertentu untuk belajar. Guru bisa mengambil salah
satu bagian dari lingkungan belajar ke dalam kelas,contohnya membawa contoh
tanaman ke dalam ruang kelas,atau membawa foto/gambar dari lingkungan belajar
ke dalam kelas.
7) Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar.
Mutu hasil belajar akan meningkat
bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada
siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik
hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa
lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya. Guru harus
konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan.
Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan
diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8)
Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas
bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika
bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan
tersebut bukanlah cirri yang sabenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih
diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang
lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baikn yang
dating dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut
sangat bertentangan dengan aspek menyenangkan dari stategi PAKEM.
D. PROSEDUR
PEMBELAJARAN PAKEM
1. Pemanasan
dan Apersepsi
Pemanasan dan apersepsi perlu
dilakukan untuk menjajaki pengetahuan peserta didik, memotivasi peserta didik
dengan menyajikan materi yang menarik, dan mendorong mereka untuk mengetahui
berbagai hal baru. Pemanasan dan apersepsi ini dapat dilakukan dengan,
a) Memulai
pembelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami oleh peserta didik,
b) Memotivasi
peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan peserta
didik,
c) Gerakkan
peserta didik agar tertarik dan bernafsu untuk mengetahui hal-hal yang baru.
2. Eksplorasi
Tahap eksplorasi merupakan kegiatan
pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengkaitkannya dengan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik. Hal tersebut bisa dilakukan dengan:
a) Memperkenalkan
materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik,
b) Mengkaitkan
materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan kompetensi
yang sudah dimiliki oleh peserta didik,
c) Memilih
metode yang paling tepat, dan digunakan secara berfariasi untuk meningkatkan
penerimaan peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi baru.
3. Konsolidasi
Pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk
mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi, dengan mengkaitkan
kompetensi dalam kehidupan peserta didik. Konsolidasi pembelajaran ini dapat
dilakukan sebagai berikut,
a) Melibatkan
peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi standar dan
kompetensi baru,
b) Melibatkan
peserta didik secara aktif dalam memecahkan masalah (problem solving),
terutama dalam masalah-masalah aktual,
c) Memilih
metodologi yang paling tepat sehingga materi standar dapat diproses menjadi
kompetensi peserta didik.
4. Pembentukan
Kompetensi, Sikap, dan Perilaku
Pembentukan perilaku, sikap, dan
perilaku peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Mendorong
peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan kompetensi yang
dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari,
b) Mempraktekkan
pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangun kompetensi,
sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang
dipelajari,
c) Menggunakan metodologi yang tepat
agar terjadi perubahan kompetensi, sikap dan perilaku peserta didik.
5. Penilaian
a) Kembangkan
cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik,
b) Gunakan
hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan peserta
didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam memberikan kemudahan kepada
peserta didik,
c) Pilihlah
metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
PAKEM, perlu melibatkan peseta didik
secara aktif, karena mereka adalah pusat dari kegiatan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi. Peserta didik harus dilibatkan dalam tanya jawab yang
terarah, dan mencari pemecahan terhadap berbagai masalah pembelajaran. Peserta didik
harus didorong untuk menafsirkan informasi yang telah diberikan oleh guru,
sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Stategi seperti ini
memerlukan pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan, dalam rangka mencapai
pengertian yang sama terhadap setiap materi standar.
Dalam metode pembelajaran efektif
dan bermakna, setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai
pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pembelajaran baru
disesuaikan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada, sehingga
pembelajaran harus dimulai dengan hal yang sudah dikenal dan dipahami peserta
didik, kemudian guru menambahkan unsur-unsur pembelajaran dan kompetensi baru
yang sudah dimiliki peserta didik.
Agar peserta didik belajar secara
aktif, guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna, sedemikian rupa,
sehingga mereka mempunyai metifasi yang tinggi untuk belajar. Motivasi yang
seperti ini dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan peserta didik akan
kegunaan materi pembelajaran bagi kehidupan yang nyata peserta didik.
E.
PENDEKATAN
YANG TEPAT UNTUK PEMBELAJARAN PAKEM
Pendekatan yang tepat untuk
pembelajaran PAKEM adalah pendekatan pedagogi, dalam pelaksanaan pembelajaran
dianjurkan juga untuk menggunakan pendekatan andragogi. Pendekatan andragogi
menempatkan peran peserta didik lebih dominan dalam pembelajaran, yang
meletakkan perhatian dasar terhadap individu secara utuh. Belajar dipandang
sebagai proses yang melibatkan diri dalam interaksi antara diri sendiri dengan
realita diluar diri individu yang bersangkutan.
Pendekatan
andragogi dapat dipilih dan dikembangkan sebagai salah satu pendekatan
pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kompetensi yang disempurnakan di
sekolah dengan menyesuaikan situasi dan kondisi serta faktor-faktor penunjang
lain.(Mulyasa : 2009).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pembelajaran PAKEM merupakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan. pembelajaran PAKEM merupakan pembelajaran yang melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Prinsip
pembelajaran PAKEM antara lain : Mengalami, komunikasi, interaksi, refleksi.
3. Hal – hal
yang harus diperhatikan dalam pembelajaran PAKEM antara lain : memahami sifat
yang dimiliki anak, mengenal anak secara perorangan, memanfaatkan perilaku anak
dalam pengorganisasian belajar, mengembangan kemampuan berpikir (kritis,kreatif
dan memecahkan masalah), mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar
yang menarik, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan
balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar dan membedakan antara aktif
fisik & aktif mental.
4. Prosedur pembelajaran PAKEM terdiri dari : Pemanasan dan Apersepsi,
Konsolidasi Pembelajaran, Pembentukan Kompetensi, Sikap, dan Perilaku, dan
penilaian.
5. Pendekatan
dalam pembelajaran PAKEM yang digunakan adalah pendekatan andragogi, karena
lebih menekankan peserta didik secara dominan.
B. Saran
1. Dalam
kegiatan pembelajaran sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran PAKEM,
karena pembelajaran ini lebih mengaktualisasi siswa serta dapat meningkatkan
retensi belajar siswa.
2. Agar guru
bisa menerapkan unsur PAKEM dalam pembelajran sebaiknya guru harus mau
mempelejari dan menguasai konsep PAKEM tersebut, mengingat banyak guru di Indonesia
yang masih kurang pemahamannya tentang pakem itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Asrori
Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran
Bandung Wacanaprima
Budimansyah Dasim, Suparlan, Meirawan Danny. 2008 . PAKEM . Bandung. Genesindo
Mulyasa,
E.2006.Kurikulum yang Disempurnakan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
bagus mbak ayu......................
BalasHapus