Senin, 07 September 2015

soal-jawab metopen

1.      Bagaimana anda membuat instrumen untuk mengukur sebuah konsep atau variabel. Pertimbangan apa saja yang harus diingat untuk mengukur sebuah konsep tersebut?
Jawaban:
Terdapat beberapa langkah umum yang bisa ditempuh dalam menyusun instrumen untuk mengukur konsep atau variabel, antara lain:
1.    Analisis variabel penelitian, yaitu mengkaji variabel menjadi sub penelitian sehingga indikatornya dapat diukur dan menghasilkan data yang akurat. Membuat indikator variabel, peneliti dapat menggunakan teori ataupun konsep pengetahuan ilmiah yang relevan dengan variabel tersebut, atau dengan menggunakan fakta berdasarkan pengamatan secara langsung.
2.    Penetapan penggunaan jenis instrumen dalam mengukur variabel, subvariabel, ataupun indikatornya. Setiap variabel dapat diukur dengan satu atau lebih jenis instrumen.
3.    Menyusun kisi-kisi instrumen, dimana kisi-kisi tersebut berisi materi, jenis, dan banyaknya pertanyaan serta waktu yang dibutuhkan. Setiap indikator akan menghasilkan beberapa isi pertanyaan, serta abilitas yang diukur atau kemampuan yang diharapkan dari subjek penelitian.
4.    Menyusun item pertanyaan. Untuk menyusun item pertanyaan tersebut harus sesuai dengan jenis dan jumlah instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Selain itu, peneliti dapat membuat lebih dari jumlah pertanyaan yang ditetapakan, atau pertanyaan cadangan. Setiap item pertanyaan yang telah dibuat, jawaban atau gambaran yang diinginkan dari pertanyaan tersebut harus dibuat oleh peneliti.
5.    Revisi instrumen. Instrumen yang telah dibuat sebaiknya dilakukan uji coba guna perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru.
Adapun beberpa hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur konsep tersebut menurut Nana Sudjana (Uhar Suharsaputra,  2012:95) antara lain:
1.    Masalah dan variable yang diteliti termasuk indicator variable harus jelas sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang digunakan.
2.    Sumber data/ informasi, baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistimatika item dalam instrument penelitian.
3.    Keterandalan dalam instrument itu sendiri sebagai alat pengumpulan data, objekvitas, dll.
4.    Jenis data yang diharapkan dari pengguna instrumen harus jelas. Sehingga peneliti dapat menetukan gaya analisis dan pemecahan masalah penelitian.
5.    Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.

2.      Apa yang dimaksud dengan validitas internal dan validitas eksternal, coba jelaskan juga bagaimana bahwa yang satu menjadi prasyarat bagi yang lain!
Jawaban:
Validitas internal adalah ikwal kesahihan penelitian yang menyangkut pernyataan ; sejauh mana perubahan yang diamati dalam suatu penelitian (terutama penelitian ekprimental) benar-benar hanya terjadi karena perlakuan yang di berikan dan bukan pengaruh factor lain (variabel luar). Validitas internal merupakan hal yang esensial yang harus dipenuhi jika peneliti menginginkan hasil studinya bermakna.Validitas internal mengacu pada kemampuan desain penelitian untuk menyingkirkan atau membuat masuk akal penjelasan alternatif hasil, atau masuk akal dugaan sementara (Campbell, 1957; Kazdin, 2003c).
Validitas eksternal adalah  ikhwal penelitian yang menyangkut pertanyaan, sejauh mana hasil suatu penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi induk (asal sampel) penelitian diambil. Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil penelitian studi. Dalam semua bentuk desain penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian ini adalah terbatas kepada para peserta dan kondisi seperti yang didefinisikan oleh kontur penelitian dan mengacu pada sejauh mana generalisasi hasil penelitian untuk lain kondisi, peserta, waktu, dan tempat (Graziano & Raulin, 2004). 
Untuk meyakinkan bahwa desain penelitian eksperimen layak untuk pengujian hipotesis penelitian, maka dilakukan pengendalian terhadap validitas internal dan validitas eksternal, sebab baik validitas internal maupun eksternal sangat berkaitan satu sama lain dan tidak menutup kemungkinan pula satu diantaranya menjadi prasyarat bagi yang lain.
Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental (Emzir:2009) Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor internal dan eksternal.

3.      Coba jelaskan bagaimana menyusun latar belakang masalah penelitian. Setelah itu buatlah rumusan masalahnya dan susunlah tujuan penelitiannya!
Jawaban:
Latar belakang masalah atau latar belakang penelitian memuat tentang permasalahan penelitian dan mengapa masalah tersebut perlu diteliti. Penting di sini bahwa permasalahan penelitian setidaknya berasal dari beberapa sumber masalah sebagai berikut:
1.    Ada fenomena atau data lapangan.
2.    Ada perbedaan perspektif atau paradigma dari beberapa teori yang terkait.
3.    Ada kesenjangan di antara hasil penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
Dengan demikian latar belakang harus dapat mengemukakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
·       Apa fenomena yang penting dan mengapa penting?
·       Apakah fenomena tersebut pernah diteliti dan apa kelemahannya jika sudah diteliti?
·       Apa yang membedakan penelitian yang akan Anda lakukan dengan penelitian sebelumnya?
Contoh Penyusunan Latar Belakang Masalah Penelitian, Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian:
A.    Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang luas terkait dengan kehidupan manusia. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas, idealnya akan terjadi imbal balik antara lingkungan dengan kegiatan belajar IPA. Melalui lingkungan siswa mampu mendapatkan ilmu pengetahuan alam yang berharga. Demikian juga sebaliknya, melalui kegiatan belajar IPA siswa dapat lebih dekat dengan lingkungan serta mengetahui bagaimana melestarikan lingkungan tersebut. Dengan demikian, lingkungan sekitar menjadi media yang penting dalam kegiatan belajar IPA. Siswa akan menemukan berbagai permasalahan dan menemukan pula solusinya melalui lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran IPA yang berkaitan dengan lingkungan menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa lebih baik jika dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Materi yang disajikan sebagian besar berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti pengelompokan hewan berdasarkan makanannya, hubungan sesama makhluk hidup dan antarmakhluk hidup dengan lingkungannya, gaya, energi panas dan alternatif, dan lain-lain. Namun, pada kenyataannya tidak demikian dengan siswa kelas IV SDN Kalisari III Kec. Sayung. Ketuntasan belajar yang dicapai pada mata pelajaran IPA materi pengelompokkan hewan sebesar 52%. Hal ini menunjukkan bahwa hampir separuh dari keseluruhan siswa tidak tuntas belajarnya atau mendapat nilai di bawah KKM yang ditentukan yaitu 65. Berdasarkan analisis guru, rendahnya ketuntasan yang dicapai siswa disebabkan oleh guru cenderung menggunakan metode ceramah saja saat memberikan penjelasan dan contoh-contoh. Kegiatan ini membuat siswa bosan dan tidak konsentrasi dengan materi yang dipelajari. Oleh karena hal tersebut, guru bermaksud mengadakan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui metodediscovery/penemuan.
Metode discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi. Metode discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar siswa aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.
Rohani (2004) berpendapat bahwa peserta didik sebagai subjek disamping sebagai objek pembelajaraan. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara  optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Proses pembelajaraan harus dipandang sebagai stimulus atau rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa telibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran.
Pembelajaran menggunakan metode ini berpusat pada siswa, sedangkan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing. Dengan demikian, siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. Selain itu, penggunaan metode ini dapat mengurangi ketergantungan siswa kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi yang diperlukan oleh para siswa dan melatih para siswa mengeksplorasi atau memanfaatkan lingkungan sebagai sumber informasi yang tidak pernah tuntas digali. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis akan mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Discovery pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN Kalisari III”.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1.        Bagaimanakah penggunaan metode discovery untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Kalisari III?
2.        Apakah penggunaan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Kalisari III?

C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan atas rumusan masalah tersebut, adapun tujuan penelitian ini antara lain:
1.        Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode discovery untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Kalisari III
2.        Untuk mengetahui apakah penggunaan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Kalisari III
4.    Buatlah hubungan antara dua variabel yang bersifat (masing-masing 2 contoh):
       a. Assosiatif
       b. Kausal
       c. Reversibel
       Jawaban:
a.         Assosiatif
1.    Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah?
2.    Hubungan antara kemampuan matematis dengan kemampuan berbahasa.
b.        Kausal
1.    Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak?
2.    Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan?
c.         Reversibel
1.    Hubungan antara prestasi dan beasiswa, pada kasus ini diasumsikan bahwa orang yang berprestasi akan mendapatkan beasiswa, sebaliknya orang yang mendapatkan beasiswa sudah pasti adalah orang yang berprestasi atau pintar.

2.    Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar