Senin, 07 September 2015

PERAN KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PRESTASI AKADEMIK ANAK

Orang tua yang terlibat dalam sekolah anak-anaknya dapat membentuk sikap positif terhadap masalah akademik anak begitu juga dengan para guru anaknya. Mereka para orang tua menggaji para guru dengan gaji yang lebih tinggi secara interpersonal dan memberikannya sebagai kompensasi atas kemampuannya dalam mengajar, membantu anak mereka dengan memberikan beberapa saran, ide atau dukungan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah (PR), sebagaimana Epstein (1987) telah melakukan penelitian akan hal tersebut. Keterlibatan orang tua juga cenderung akan memperoleh dukungan dari orang lain kaitannya dalam masalah-masalah masyarakat, dan selanjutnya pada masalah pendidikan mereka sendiri (Henderson, 1987).
Program keterlibatan orang tua telah diuji secara empiris dalam berbagai penelitian, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Barth 1979, Epstein 1987, Fehrmann, Keith dan Reimerns 1987, Karraker 1972, Walberg, Bole dan Waxman 1980. Sebagai contoh, Walberg 1980 menguji sebuah program sekolah yang besar (K 6) dimana orang tua menandatangani kontrak, berjanji untuk menetapkan pengharapan yang tinggi, menyediakan sebuah lingkungan belajar yang tepat. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa antara kelas satu dengan kelas yang lain akan terlihat berbeda antara yang unggul dan yang tidak tergantung pada sejauh mana para guru bekerja dalam mengurus kelas tersebut. Pada kelas dimana para gurunya berusaha keras dalam melibatkan orang tua dalam prestasi akademik anak, maka kelas tersebut mencapai tingkat 1.1 dalam keuntungan membaca. Sedangkan pada kelas dimana kurang melibatkan orang tua dalam prestasi akademik anak hanya mencapai tingkat 0.5
Dalam proses belajar pada tingkat pertama, kedua dan ketiga, antara para guru, kepala sekolah, orang tua dan siswa mempunyai hubungan yang positif jika para guru melibatkan orang tua dalam prestasi akademik anaknya, demikian hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Epstein pada tahun 1987. Apalagi pada siswa tingkat 5 akan memberikan perkembangan sikap yang positif terhadap sekolah dan akan lebih banyak mendapatkan tugas pekerjaan rumah (PR) di akhir minggu.
Untuk menguji sikap keterlibatan orang tua, beberapa peneliti telah mengungkapkan efek persepsi atas keterlibatan orang tuanya terhadap hasil belajar mereka. Keith dan beberapa rekannya (Fehrmann, 1987 dan Keith , 1986) mendefiniskan keterlibatan orang tua sebagai suatu kinerja yang dapat dilihat dan diharapkan, dorongan lisan atau semacam interaksi yang berhubungan dengan tugas rumah, penguatan langsung dalam perkembangan akademik, dan bimbingan serta dukungan akademik pada umumnya. Berdasarkan  data HSB (The High School and Beyond), didapatkan hasil bahwa keterlibatan orang tua mempunyai dampak positif terhadap kemampuan siswa.

Bempechat dan rekannya (1998) telah mengembangkan Education Socialization Scale (ESS) atau dalam bahasa indonesia kita dapat mengartikannya skala sosialisasi pendidikan untuk menekan persepsi siswa terhadap akademik orang tuannya dan praktik sosialisasi kognitif sejauh mana pengawasan orang tua terhadap anaknya diluar waktu sekolah. Mereka mengemukakan bahwa terlepas dari status sosial atau etnis, prestasi dalam mata pelajaran matematika berkaitan secara positif dengan frekuensi persepsi dan sosialisasi pendidikan intens dan persepsi pengawasan yang tinggi. Sehingga diperoleh bukti bahwa bimbingan yang intens dan dukungan yang kuat pada aktifitas akademik merupakan faktor penting dalam mencapai prestasi anak disekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar