Senin, 07 September 2015

question and answer about curriculum


1.      What is the relationship of curriculum to instruction?
Answer:
Hubungan  atau kaitan antara kurikulum dan pengajaran:
            Telah dijelaskan oleh Wiles dan Bondi (1989) bahwa rencana dalam pembelajaran termasuk didalamnya adalah kurikulum, dimana setiap guru wajib membuat perencanaan pembelajaran yang berisi; mengajarkan ‘sesuatu’ untuk beberapa ‘tujuan’. Sehingga ‘sesuatu’ dan ‘tujuan’ tersebut yang disebut kurikulum. Kurikulum menjelaskan rencana-rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan, sebuah dokumen tertulis dengan tujuan menentukan hal-hal penting apakah yang perlu dipelajari. Sebuah rencana pembelajaran merupakan sebuah pemaparan yang mendefinisikan kurikulum sebagai sebuah urutan atau perkembangan yang berisi tujuan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan mulai dari awal pelaksanaan hingga akhir. Adapun tujuan dari sebuah pembelajaran harus sudah dihafal oleh guru, dan kurikulum sebagai pemandunya serta buku-buku yang relevan sebagai pendukungnya.
            Dalam pandangan John Dewey disebutkan bahwa kurikulum dapat disusun berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah didapatkan oleh para pembelajar (siswa). Sehingga Caswell dan Campbell, 1935 mendeskripsikan kurikulum sebagai “seluruh pengalaman yang dimiliki oleh para siswa dibawah bimbingan para guru”. Definisi ini menjelaskan bahwa para  guru Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dapat menemukan metode yang lebih nyaman karena hal tersebut dapat menekankan pentingnya lingkungan sekolah dan peran partisipasi guru dalam membuat rencana-rencana pembelajaran untuk para siswanya.
            Kaitannya dengan tujuan kurikulum, Eisner (1990) memaparkan bahwa kurikulum dan tujuannya sebagai “membebaskan pikiran dari suatu kepastian, membebaskan anak-anak dan remaja sehingga mereka dapat mempertimbangkan pilihan tanpa paksaan orang tua”. Dalam pandangan ini tujuan paling penting dan peran guru lah yang memegang peranan dalam menyusun dan menjalankan kurikulum itu sendiri. Seorang guru tidak hanya sebagai penyalur dan pembimbing dalam penemuan siswa, tetapi seorang guru juga membantu para siswa dalam mengeksplorasi pengalaman dan mencari makna pribadi baik di dalam maupun luar kurikulum.
            Pandangan Eisner tentang kurikulum inilah yang mendorong pendekatan konstruktivist pada pengajaran, dimana guru mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab atas pelajaran yang mereka dapatkan, berfikir otonom, mengembangkan pemahaman atas konsep-konsep yang saling berintegrasi antara satu dan lainnya, dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penting.

2.      What National standards have been developed and how will they impact school curriculum?
Answer:
·         Standar Nasional yang telah dikembangkan antara lain;
1.      The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) atau Dewan Nasional Guru Matematika dimana telah mempublikasikan standar profesional dalam pengajaran matematika pada tahun 1991. Publikasi yang telah disusun tersebut menjadi model dalam pengembangan dewan nasional bidang lainnya.
2.      Pada tahun 1995 telah berkembang beberapa dewan nasional yang lainnya, seperti Dewan Nasional Pendidikan Geografi, Dewan Nasional bidang sosial, Dewan Nasional Guru Bahasa Inggris, dan International Reading Association. Proyek standar pendidikan nasional telah didukung oleh Dewan Penelitian Nasional yang dikembangkan oleh American Education for The Advancement of Science.

·         Dampak Standar Nasional terhadap Kurikulum sekolah:
1.      Standar nasional yang telah dikembangkan akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kurikulum sekolah dan dapat menjadi ukuran penilaian bidang ilmu yang dipelajari.
2.      Menjadikan kurikulum lebih fokus terhadap bidang ilmu yang dipelajari.
3.      Sistem pengajaran akan lebih rapi dan dapat mencapai target dan tujuan dari pengajaran atau kurikulum itu sendiri.
4.      Memberikan tantangan kepada para guru mengingat begitu banyak bidang ilmu pengetahuan yang harus mereka pelajari, sehingga akan menjadikan guru tersebut lebih profesional dalam mengajar.

3. What does a constructivist approach to teaching mean?
     Answer:
                 Arti pendekatan konstruktivis dalam mengajar adalah:
                             Menurut Tierney (1990) konstruktivisme mempengaruhi pengajaran dalam membaca dan menulis. Newman, Griffin dan Cole (1989) menambahkan bahwa konstruktivisme tidak hanya mempengaruhi pengajaran dalam membaca dan menulis saja, melainkan dalam subjek-subjek yang lain juga.
                             Konstruktivis dalam proses belajar mengajar yang telah dibahas dalam paper memaparkan bahwa pengetahuan dibentuk dari pemikiran setiap pembelajar dan pendekatan pembelajaran yang efektif akan menggali pemikiran pembelajar melalui belajar mengajar yang efektif, pengalaman otentik, kolaborasi dalam kegiatan diskusi, dan penataan konsep utama dalam belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan konstruktivis merupakan sebuah pengetahuan dan pembelajaran yang menjelaskan bagaimana guru berperan dalam memberikan pengajarannya. Dimana guru membantu para siswa dalam menyerap ilmu baru yang mereka dapatkan sehingga mereka para siswa dapat memproses dan  mengamalkan pengetahuan-pengetahuan baru tersebut (Good & Brophy, 1994).
                             Sebagaimana dua parar pendidikan yang lain, yaitu; Henry Pestalozzi dan Freder-Froebel menyatakan bahwa aktivitas belajar mengajar berpusat pada ‘learning by doing’, dan hal tersebut merupakan salah satu karakteristik dari pendekatan pengajaran konstruktivis. Para guru konstruktivis lebih mengutamakan mengajar untuk pemahaman, artinya bahwa mereka para guru mengharapkan siswanya agar mampu menjelaskan, menemukan bukti dan contoh, menyamaratakan, mengamalkan, dan menyajikan konsep-konsep dengan cara dan metode yang baru (Perkins & Blythe, 1994). Para guru memberikan tugas-tugas yang akan mendorong siswa untuk menggunakan apa saja yang mereka telah pelajari.
                             Para peneliti telah mengembangkan 4 kerangka untuk mendorong kesuksesan dalam pengajaran menggunakan metode konstruktivis, antara lain;
1.      Menggunakan topik umum, dimana guru dan siswa menggunakan topik yang sesuai dengan bidang keilmuan mereka, penting bagi siswa, dan sesuai dengan topik yang berkaitan dengan rumpun ilmu yang mereka pelajari.
2.      Mengembangkan tujuan pemahaman, dimana guru dan siswa perlu mengidentifikasi beberapa tujuan utama pada sebuah topik, sehingga siswa akan paham akan tanggung jawab mereka, dan mereka para siswa akan mengerti dan paham beberapa poin penting di dalam pelajaran tersebut.
3.      Merencanakan kinerja pemahaman, dimana guru mendesai  beberapa pengalaman yang akan mendukung pengetahuan mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran.

4.      Melakukan penilaian yang berkesinambungan. Di dalam kelas konstruktivis dengan penekanan utama pada pemahaman, para siswa memerlukan umpan balik dan kesempatan untuk merefleksikan kemajuan mereka dalam belajar. Sehingga guru perlu mengadakan penilaian secara berkesinambungan untuk mengukur kemampuan siswa di dalam proses belajar mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar